MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT ILMU ( Fungsi Ilmu )
MAKALAH
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
“ Fungsi Ilmu “
MAKALAH SUMBER ILMU PENGETAHUAN | Makalah PENGANTAR FILSAFAT ILMU ( Tuhan, Manusia dan Alam ) | Makalah Filsafat Ilmu Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani | MEMAHAMI TEORI KEBENARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai tujuan kehidupannya.
Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan dimuka bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun dengan makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan agar bisa berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu membutuhkan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri.
Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terkait antara satu dengan yang lainnya secara sistematis. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Fungsi utama ilmu pada umunya adalah untuk memahami permasalahan manusia. Ilmu-ilmu pengetahuan membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya. Karena dengan ilmu, manusia senantiasa mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, dan juga menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya. Selain itu berkat ilmu, manusia menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu, dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan, menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman.
Pada pembahasan ini kami akan mengkaji tentang fungsi – fungsi ilmu secara lebih spesifik dan mendalam lagi, agar mudah untuk fahami. Karena Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini, setiap waktu manusia membutuhkan ilmu untuk menjalani hidupnya. Dengan ilmu pengetahuan maka hidup menjadi mudah.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ilmu
2. Fungsi ilmu dalam kehidupan sehari – hari
3. Fungsi ilmu menurut pandangan Islam
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ilmu
2. Mengetahui fungsi ilmu dalam kehidupan sehari – hari
3. Mengetahui fungsi ilmu menurut pandangan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (‘alama) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan.
Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terkait antara satu dengan yang lainnya secara sistematis
Ilmu adalah pengetahuan. Tetapi ada berbagai pengetahuan. Dengan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak dan betul-betul terorganisir. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun dengan baik.[1]
Sedangkan Pengetahuan itu sendiri adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri dan kehidupanya.
Sementara sumber-sumber pengetahuan adalah berasal dari tahu akan suatu peristiwa dan realitas objektif di alam semesta ini, dan tahu adalah hasil daripada kenal,sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan adalah terletak pada konsep dari keduanya, dimana pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkn ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif, sesuai dengan pengertiannya bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusiayang telah dibakukan secara sistematis. Dengan demikian pengetahuan jauh lebih luas daripada ilmu pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala sesuatuyang diketahui manusia tanpa perlu berarti telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan tentang manusia mengetahui sesuatu, jugamencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkanberbagai persoalan hidup yang belumdibakukan secara sistematis dan metodis.
Ilmu menggali pengetahuan dari fakta-fakta dan merumuskan pengetahuan itu dalam bentuk teori atau hukum. Karena pengetahuan itu sesuai dengan faktanya, maka pengetahuan yang digali dan dinyatakannya itu adalah benar.[2]
Jelaslah betapa inherennya ilmu dengan fakta, yaitu fakta yang di alami. Fakta inilah yang dihimpun oleh riset dan eksperimen. Sedangkan pelukisan dan penjelasannya jadi tugas pikiran. Riset dan eksperimen adalah kerja tangan. Berfikir adalah kerja otak. Karena itu ilmu merupakan hasil kerjasama otak dan tangan. Pengetahuan indera hasil hasil dari kerja panca-indera, sedangkan filsafat hasil dari kerja berfikir saja.[3]
Jadi, Bagi ilmu tidak cukup perenungan dan pencaman (pendalaman berfikir saja) melainkan mesti berkembang melalui pencerapan indraan dan pengindraan (sensasion), pengumpulan dan perbandingan data, penilaian jumlah berupa perhitungan ,penimbangan , pengukuran , meningkat dari data tentang hal-hal khusus pada yang khusus ( deduksi), menarik kias analogi antara peristiwa yang ada kesamaannya serta berfikir dengan menarik kesimpulan yang logical, yang dapat dipertanggung jawabkan oleh logika., Pengujian berupa pengalaman positif (verification) secara empiric ,ujian ini disebut percobaan (experiment). Percobaan harus bersifat obyektif yakni menghasilkan kesimpulan yang sama, meskipun dilakukan oleh berbagai kalangan. Praduga (hipotesis) hanyalah titik tolak pertama yang mesti diubah dan diganti kalau ternyata ada kekurangannya atau salah. Berdasarkan ujian yang keras dari pengalaman, setelah dinyatakan kebenarannya yang obyektif barulah sesuatu itu disebut dalil (proposition), kumpulan dalil itu disebut teori.
Suatu pengetahuan termasuk ilmu atau pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan itu dan cara memperolehnya telah memenuhi syarat – syarat tertentu. Bila syarat – syarat itu belum bisa di penuhi, maka suatu pengetahuan dapat digolongkan kedalam pengetahuan lain yang bukan ilmu, walaupun juga tidak usah termasuk filsafat. Dalam kaitan ini tidaklah tepat untuk spontan menganggap kadar kebenaran pengetahuan yang bukan pengetahuan ilmiah sebagai lebih rendah, karena terdapat berbagai syarat agar bisa dikatakan pengetahuan ilmiah.[4] Pada umumnya kalangan ilmiah sependapat bawasannya sifat – sifat ini merupakan syarat – syarat terpenting bagi suatu pengetahuan untuk tergolong sebagai ilmu. Yaitu
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Ilmu mencari pengetahuan dari segi-segi tertentu bidang-bidang khusus. Sedangkan filsafat mencari pengetahuan dari semua segi dan bidang menyeluruh. Ilmu mempelajari unsur-unsur alam;benda-benda mati saja, tanaman, hewan, manusia saja, bumi saja, bulan , bintang, matahari saja. Filsafat mengingini pengetahuan tentang seluruh alam. Ilmu mempelajari segi-segi tertentu kehidupan. Filsafat mempelajari kehidupan menyeluruh. Ilmu mempelajari jurusan-jurusan tertentu tentang hukum-hukum adat, hokum criminal, dan perdata,hokum modern, hokum dagang, hokum laut, dll. Filsafat mempelajari asas dari segala hokum, maksudnya asalnya, tujuannya.[5]
Baik ilmu ataupun filsafat sama-sama mencari pengetahuan dan pengetahuan yang dicari itu ialah pengetahuan yang benar. Dalam segi ini maksud kedua-duanya sama. Tetapi dalam persamaan itu ada perbedaan. Pengetahuan ilmu melukiskan, sedangkan pengetahuan filsafat menafsirkan. Bertolak dari sifat pelukisan itu, Arthur Thomson mendefinisikan ilmu sebagai “ pelukisan fakta-fakta pengalaman secara lengkap dan konsisiten dalam istilah-istilah sesederhana mungkin”.[6]
2. Fungsi ilmu dalam kehidupan
Para ahli pada umunya berpendapat bahwa fungsi utama ilmu pada umunya adalah untuk memahami permasalahannya. Permasalahan yang secara Psikologis sosial dihadapi manusia. Barulah setelah itu tumbuh fungsi berikutnya prakiraan dan kemudian kontrol. Semuanya didasari oleh manusia untuk memecahkan masalahnya.[7] Oleh karena itu dalam perkembangannya, fungsi tersebut tetap membayang – bayangi berbagai studi yang membangun struktur ilmu, termasuk ilmu yang kita hayati.[8]
Dalam proses kategorisasi, orang tidak mungkin sekedar mengelompokkan berbagai masalah itu begitu saja, tetapi selalu di bayang bayangi oleh fungsi berikutnya, yaitu pikiran dan control. Fungsi kontrol ilmu sangat dekat dengan teknologi. Sebab, teknologi adalah ujung aplikatif dari usaha manusia memecahkan masalah. Pemecahan yang juga harus bersifat menyenangkan sesuai dengan alam perasaan manusia.
Fungsi ilmu dalam kehidupan memang sangat penting karena dengan ilmu pengetahuan maka hidup menjadi mudah, contoh nyatanya adalah seringkali kita mendengar cerita tentang seseorang yang mendapatkan harta banyak secara mendadak namun karena tidak mempunyai ilmu yang cukup dalam mengelolalanya maka secara cepat harta tersebut habis entah kemana, sebaliknya seseorang dari keluarga miskin dengan semangat mencari ilmu tinggi maka besar kemungkinan dikemudian hari akan mendapatkan harta berlimpah ketika sudah mempraktekan ilmunya. Itulah yang dengan kekayaan ilmunya dan pengetahuannyaa itu selalu berusaha menemukan berbagai peluang untuk mencari keuntungan, termasuk dengan cara bekerja sama dengan dengan dunia ilmu.
Begitulah gambaran tentang arti pentingnya sebuah ilmu sehingga kita diwajibkan untuk mencari ilmu sejak lahir sampai masuk ke liang kubur, namun tujuan akhir hidup kita sebenarnya tentu bukanlah untuk mencari ilmu maupun harta tapi bagaimana mempergunakan segala fasiltas kehidupan yang ada untuk kelancaran ibadah sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun sesama.
Berikut ini beberapa hal tentang arti penting sebuah ilmu.
- Ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga, tidak berat dalam membawanya serta akan terus bertambah apabila diajarkan atau diamalkan.
- Dalam berkata-kata dan beramal harus menggunakan ilmu yang cukup tentang tindakan tersebut sehingga tidak menimbulkan kesalahan. orang yang beramal tanpa menggunakan ilmu bisa diibaratkan sedang berjalan pada arah yang tidak jelas sehingga kemungkinan besar akan tersesat entah kemana.
- Ilmu adalah alat untuk menuju hidup bahagia, sudah kita ketahui sebelumnya bahwa tubuh manusia selain terdiri dari jasmani juga ada rohani, jika jasmani membutuhkan makan minum maka rohani kita juga membutuhkan ilmu.
- Ilmu ibarat sebuah cahaya yang menerangi kita dari kegelapan, bisa dibayangkan apabila cahaya itu padam maka pandangan kita menjadi gelap tanpa penerangan dalam melakukan aktifitas.
- Untuk menjadi bahan pengetahuan dalam menciptakan suatu barang atau produk yang dapat memudahkan aktifitas kehidupan manusia.
- Untuk menganalisa dan memperkirakan hubungan sebab akibat pada setiap kejadian sehingga bisa memutuskan untuk dapat menempuh langkah terbaik.
- Ilmu juga digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman dan bahan dalam mengajarkan ilmunya kepada orang lain.
- Sebagai pedoman dalam membedakan mana yang baik dan jelek.
Selain itu, manfaat Ilmu dalam Kehidupan, manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna. Karena dengan ilmu, manusia senantiasa:
- mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya,
- menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya,
- menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan akal untuk senantiasa mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya. Selain itu berkat ilmu, manusia:
- menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu,
- dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan,
- menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman,
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya. [9]
3. Fungsi ilmu menurut pandangan Islam
Sebuah perumpamaan mengatakan bahwa Bumi tanpa cahaya matahari akan hampa dan kehidupan akan binasa. Begitulah ibarat hati manusia, tanpa cahaya ilmu hati akan sakit dan mati. Di dalam hati seorang yang sakit, terdapat dua kecintaan dan dua penyeru. Kecintaan terhadap syahwat-syahwat, mengutamakannya dan semangat untuk melampiaskannya. Terdapat hasad, sombong, bangga diri, suka popularitas dan suka membuat kerusakan di muka bumi dengan kekuasaannya.
Sebagai hati yang disinari oleh cahaya ilmu dan disirami sejuknya ilmu, penyakit-penyakit yang berkarat di dalam hati akan terkikis dan sirna, jadilah hati tersebut bersih, sehat dan selamat.
Berikut adalah hal-hal penting terkait fungsi ilmu menurut agama Islam :
1. Ilmu adalah sarana paling utama menuju taqwa
1. Ilmu adalah sarana paling utama menuju taqwa
Urgensi ilmu dalam kehidupan seorang mukmin yang bertaqwa adalah hal yang tidak dapat disangkal. karena ketaqwaan itu sendiri identik dengan kemampuan merealisasikan ilmu yang shahih (benar) yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman salaful umah (pendahulu umat ini).
2. Ilmu merupakan Amalan yang tidak terputus pahalanya.
Ilmu merupakan sesuatu yang paling berharga bagi setiap muslim, sebab ilmu akan memelihara pemiliknya dan merupakan beban bawaan yang tidak berat, bahkan akan semakin bertambah bila diberikan atau digunakan, serta merupakan amalan yang akan tetap mengalir pahalanya, meskipun pemiliknya telah wafat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya): Jika telah meninggal seorang manusia, maka terputuslah semua amalnya. Kecuali tiga perkara, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta anak shalih yang mendoakannya. (HR Muslim)
3. Ilmu menjadi pondasi Utama Sebelum Berkata dan beramal.
Ilmu memiliki kedudukan yang agung dalam din ini, oleh karenanya ahlus sunnah wal jama‘ah menjadikan ilmu sebagai pondasi utama sebelum berkata-kata dan beramal
Menururt dalil naqli yang jelas bahwa manusia berilmu terlebih dahulu sebelum beramal dan berkata. Sedangkan secara aqli hal yang membenarkan bahwa ilmu harus dimiliki sebelum beramal dan berkata karena perbuatan dan perkataan tidak akan dinilai disisi Allah subhanahu wa ta‘ala sebagai suatu ibadah jika tidak sesuai dengan syari‘at.
4 Ilmu Merupakan Kebutuhan Rohani
Kebutuhan rohani terhadap ilmu melebihi kebutuhan jasmani terhadap makan dan minuman. Sebab rohani merupakan penggerak utama bagi jasmani, jika rohani telah kering dari ilmu maka pada hakekatnya dia telah mati sebelum mati dan manusia seperti ini ibarat mayat-mayat yang berjalan, atau hidup bagaikan binatang ternak yang tidak dapat mengambil pelajaran dan pengajaran.
5 Salah satu bentuk metode tashfiyah dan tarbiyah bagi umat agar tidak menjadi alat permainan iblis dan bala tentarannya .
Syaikh Salim Al-Hilali hafidzhahullah berkata: “Ketahuilah bahwa tipu daya iblis paling awal adalah memalingkan manusia dari ilmu, sebab ilmu adalah cahaya, dan jika telah padam cahaya lentera mereka, dengan mudah iblis akan membenamkan mereka dalam kedzaliman (kegelapan) sekehendaknya.[10]
Dengan ini wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki atau perempuan, budak maupun orang merdeka untuk menuntut ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya), “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim”. Karena sesungguhnya ilmu sebagai obat dari kebodohan dan penyelewengan hati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (‘alama) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan. Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terkait antara satu dengan yang lainnya secara sistematis
2. Diantara fungsi ilmu adalah, Ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga, tidak berat dalam membawanya serta akan terus bertambah apabila diajarkan atau diamalkan. Dalam berkata-kata dan beramal harus menggunakan ilmu yang cukup tentang tindakan tersebut sehingga tidak menimbulkan kesalahan. Ilmu adalah alat untuk menuju hidup bahagia,
3. Ilmu adalah sarana paling utama menuju taqwaI, lmu merupakan amalan yang tidak terputus pahalanya, ilmu menjadi pondasi Utama Sebelum Berkata dan beramal.
B. Saran
Demikianlah pembahasan kelompok kami tentang fungsi – fungsi ilmu. Pembahasan kami hanya merunut dimanakah posisi dan peran ilmu dalam kehidupan sehari – hari dan pandangan Islam.
Kami sadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami sebagai penyaji memohon saran dan kritik pembangun, sebagai alat pacu perbaikan bagi kami. Demikian lah penyajian kami atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Gazaalba, Sidi. 1981. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.
Semiawan, Conny R. dkk. 2010. Spirit inovasi dalam Filsafat Ilmu. Jakarta: Indeks Permata Puri.
Tsauri, Soefyan. 1996. Membangun Ilmu Pengentahuan untuk Kemajuan Bangsa. Universitas Airlangga : Simposium Science University.
Muljohardjono, Hanafi. 2004. Sains,Humaniora, dan Agama. Universitas Airlangga: Airlangga University Press.
Al-Malaky, Ekky. 2001.Filsafat untuk semua. Jakarta: Lentera.
http://www.assunnah-qatar.com/artikel/ilmu/377-fungsi-ilmu.html
[4] Conny R. Semiawan, Th.I setiawan dan Yufiarti:”Spirit inovasi dalam Filsafat Ilmu”, Indeks Permata Puri Media, Jakarta,2010,hal.136
[5] Sidi Gazaalba:”Sistematika Filsafat”, Bulan Bintang, Jakarta,1981, hal.58
[7] Soefyan Tsauri:”Membangun Ilmu Pengentahuan untuk Kemajuan Bangsa”,Simposium Science University, Universitas Airlangga,1996.
[8] Hanafi Muljohardjono:”Sains,Humaniora, dan Agama”, Airlangga University Press, Universitas Airlangga,2004,hal.9
[9] Ekky al-Malaky:”Filsafat untuk semua”,Lentera,Jakarta,2001.hal15
[10] http://www.assunnah-qatar.com/artikel/ilmu/377-fungsi-ilmu.html